Harga Emas Ditutup Naik, Meski Sempat Tergelincir di Awal Sesi

Harga emas dunia naik tipis pada Senin (7/7/2025), meski sempat tergelincir lebih dari 1% di awal perdagangan. Itu terjadi setelah Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump mengumumkan tarif impor baru sebesar 25% terhadap barang dari Jepang dan Korea Selatan, mulai 1 Agustus 2025.

Dikutip dari CNBC internasional, harga emas spot terakhir tercatat naik tipis 0,07% dan ditutup ke level US$ 3.336,12 per ons.

Kenaikan harga emas tertahan oleh penguatan dolar AS, yang naik 0,4% terhadap sekeranjang mata uang utama. Dolar yang lebih kuat membuat harga emas lebih mahal bagi pembeli yang menggunakan mata uang lain.

“Harga emas mulai bergerak naik merespons tarif 25% yang dikenakan Trump terhadap Korea Selatan dan Jepang. Sementara itu, pasar saham justru melemah,” ujar trader logam independen Tai Wong.

Indeks saham utama di Wall Street melemah setelah pengumuman tarif tersebut, di tengah kekhawatiran investor atas kelanjutan kebijakan perdagangan AS dan prospek negosiasi dagang dari Gedung Putih.

Pelaku pasar kini menantikan risalah rapat terbaru The Fed serta pidato dari sejumlah pejabat bank sentral AS pekan ini, untuk mencari petunjuk arah kebijakan suku bunga berikutnya.

Di sisi lain, Bank Sentral China (PBoC) kembali menambah cadangan emasnya pada Juni, menandai bulan kedelapan berturut-turut penambahan logam mulia. Langkah ini mencerminkan upaya diversifikasi cadangan devisa dan mengurangi ketergantungan terhadap dolar AS.

Analis OANDA Zain Vawda menilai, peningkatan ketidakpastian global mendorong PBoC mempercepat diversifikasi. Bank of America juga mencatat bahwa tren pembelian emas oleh bank sentral global akan terus berlanjut sebagai lindung nilai terhadap inflasi dan ketidakpastian ekonomi.

Sementara itu, logam mulia lain justru mengalami tekanan, yaitu perak turun 0,5% ke US$ 36,72 per ons, Platinum merosot 1,9% ke US$ 1.365,56 per ons, dan Palladium jatuh 2,5% ke US$ 1.106,96 per ons.


sumber : investor.id