Harga Emas Gagal Bersinar, Tertekan Data Tenaga Kerja AS

Harga emas dunia jatuh pada perdagangan Kamis (3/7/2025). Setelah data ketenagakerjaan Amerika Serikat (AS) yang lebih kuat dari perkiraan mengurangi harapan pemangkasan suku bunga oleh The Fed dalam waktu dekat.
Dikutip Reuters, penguatan dolar AS turut menekan daya tarik harga emas.
Berdasarkan data Refinitiv, harga emas jatuh 0,9% dan ditutup di level US$ 3.325,88 per ons, setelah sempat anjlok lebih dari 1% pada awal peradgangaan.
Tekanan pada harga emas terjadi setelah data nonfarm payrolls (NFP) AS menunjukkan penambahan 147 ribu lapangan kerja pada bulan lalu, jauh melampaui estimasi ekonom yang hanya memperkirakan kenaikan sebesar 110 ribu.
Data tersebut memperkuat spekulasi bahwa The Fed belum akan memangkas suku bunga dalam waktu dekat.
Direktur Perdagangan Logam di High Ridge Futures David Meger mengatakan, dengan data tenaga kerja yang lebih kuat dari perkiraan, kemungkinan pemangkasan suku bunga dalam waktu dekat, khususnya di bulan Juli, menjadi sangat kecil.
“Akibatnya, dolar AS menguat dan memberi tekanan tambahan pada harga emas,” ujarnya.
Dolar AS dan indeks saham AS juga menguat, seiring ekspektasi bahwa The Fed baru akan mulai memangkas suku bunga pada Oktober 2025. Saat ini pasar memperkirakan total pemangkasan sebesar 51 basis poin hingga akhir tahun, turun dari ekspektasi sebelumnya sebesar 66 bps.
Sebagai catatan, emas cenderung menguat di tengah lingkungan suku bunga rendah karena tidak memberikan imbal hasil, sehingga menjadi lebih menarik ketika suku bunga turun.
Sementara itu, dari sisi perdagangan internasional, AS dan Vietnam mencapai kesepakatan menjelang batas waktu 9 Juli 2025 saat tarif baru AS dijadwalkan mulai berlaku. Di sisi politik, Partai Republik di DPR AS juga mendorong pengesahan rancangan undang-undang pemotongan pajak dan belanja besar-besaran yang diprakarsai Donald Trump, yang diperkirakan menambah utang AS hingga US$ 3,4 triliun.
“Jika beban utang AS terus meningkat, kekhawatiran terhadap nilai dolar AS bisa bertambah. Dalam jangka panjang, ini bisa mendukung harga emas,” kata Carsten Menke, analis dari Julius Baer.
Untuk logam mulia lainnya, harga perak naik 0,7% ke US$ 36,84 per ons. Sedangkan platinum anjlok 3,1% menjadi US$ 1.374,89 dan palladium terpangkas 1,5% ke US$ 1.137,69.
sumber : investor.id