Hiraukan Trump, Powell Tunggu Perkembangan Ekonomi

The Federal Reserve (The Fed) akan terus menunggu dan melihat bagaimana ekonomi berkembang sebelum memutuskan apakah akan menurunkan suku bunga utamanya, kata Gubernur The Fed Jerome Powell. Sikap ini bertentangan langsung dengan seruan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump untuk pemangkasan segera.
“Untuk saat ini, kami berada pada posisi yang tepat untuk menunggu untuk mempelajari lebih lanjut tentang kemungkinan arah ekonomi sebelum mempertimbangkan penyesuaian apa pun terhadap sikap kebijakan kami,” ucap Powell dalam pernyataan yang disiapkan pada Selasa (24/6/2025) di hadapan Komite Layanan Keuangan DPR AS yang dipimpin Partai Republik.
Powell telah memberi tahu anggota Kongres bahwa bank sentral AS tidak dimaksudkan untuk mendukung atau mengkritik rencana tarif Trump, hanya untuk menangani dampak yang diharapkan pada inflasi.
“Kami (The Federal Reserve) tidak mengomentari tarif. Tugas kami adalah menjaga inflasi tetap terkendali, dan ketika kebijakan memiliki implikasi yang berarti dalam jangka pendek dan menengah, maka inflasi menjadi tugas kami,” ucap Powell seperti dikutip Al Jazeera, Rabu (25/6/2025).
Menanggapi saran dari anggota GOP bahwa suku bunga harus turun, seperti yang berulang kali dituntut Trump, Powell mengatakan prospek inflasi yang lebih tinggi sepanjang tahun ini diterima secara luas di antara para ekonom.
“Semua peramal profesional yang saya kenal … memperkirakan peningkatan inflasi yang berarti sepanjang tahun ini,” tutur Powell. Ia menguraikan keengganan The Fed untuk memangkas suku bunga, sementara aspek utama kebijakan perdagangan Trump masih belum terselesaikan.
Powell mengatakan bank sentral membutuhkan lebih banyak waktu untuk melihat apakah kenaikan tarif mendorong inflasi lebih tinggi sebelum mempertimbangkan penurunan suku bunga. Ia juga mengharapkan Fed mendapatkan banyak informasi tentang dampak inflasi dari tarif dalam beberapa bulan ke depan, mengantisipasi bahwa ia akan melihat lebih banyak dampak tarif pada data yang dimulai dengan pembacaan dari bulan Juni.
“Kenaikan tarif tahun ini kemungkinan akan mendorong kenaikan harga dan membebani aktivitas ekonomi,” kata Powell dalam kesaksiannya di awal sidang.
“Dampaknya terhadap inflasi bisa berlangsung singkat, mencerminkan pergeseran satu kali pada tingkat harga. Ada kemungkinan juga bahwa dampak inflasi justru bisa lebih persisten … Untuk saat ini, kami berada pada posisi yang tepat untuk menunggu guna mempelajari lebih lanjut tentang kemungkinan arah ekonomi sebelum mempertimbangkan penyesuaian apa pun terhadap sikap kebijakan kami,” jelas Jerome Powell.
Setelah kesaksian Powell dirilis, investor mengurangi taruhan bank sentral mungkin akan memangkas suku bunga kebijakannya segera setelah pertemuannya pada Juli 2025. Ini meningkatkan peluang yang dirasakan untuk penurunan suku bunga pada September 2025, dengan penurunan suku bunga berikutnya di akhir tahun.
Kesaksian Powell, seperti yang biasanya terjadi pada penampilannya di kongres setengah tahunan, sebagian besar mengikuti pernyataan kebijakan terbaru bank sentral, yang disetujui minggu lalu. Pejabat The Fed memberikan suara bulat pada pertemuan itu untuk mempertahankan suku bunga acuan tetap pada kisaran 4,25% hingga 4,5% saat ini, dan tidak memberikan indikasi penurunan suku bunga akan segera terjadi.
Proyeksi ekonomi baru yang dirilis pada saat itu menunjukkan para pejabat di median memperkirakan dua pemotongan suku bunga seperempat poin persentase (25 basis poin/ bps) pada akhir tahun ini, sejalan dengan harga pasar saat ini.
Dalam beberapa hari terakhir, dua gubernur The Fed yang keduanya ditunjuk Trump mengatakan suku bunga dapat turun segera setelah pertemuan Juli 2025. Ini mengingat inflasi belum meningkat sebagai respons terhadap tarif Trump, sementara dua presiden bank cadangan AS mengatakan mereka masih khawatir inflasi akan meningkat selama sisa tahun ini.
Trump, yang menunjuk Powell sebagai ketua dalam masa jabatan pertamanya tetapi diharapkan akan menggantikannya ketika masa jabatan Powell berakhir musim semi mendatang, telah berulang kali menyerukan pemotongan suku bunga yang tajam. “Kita harus setidaknya dua hingga tiga poin lebih rendah. Kongres benar-benar bekerja pada orang yang sangat bodoh dan keras kepala ini,” tulis Trump dalam sebuah unggahan di media sosial menjelang sidang.
Powell telah membangun aliansi yang kuat di Kongres AS selama tiga masa jabatannya sebagai ketua dewan gubernur The Fed, sering mendapat pujian dari Partai Republik maupun Demokrat atas pengawasannya terhadap bank sentral AS. Dalam kesaksiannya yang telah dipersiapkan, Powell mengatakan ekonomi tetap berada dalam posisi yang solid, dengan pengangguran yang rendah dan inflasi yang jauh di bawah puncaknya di era pandemi.
Namun banyak hal tentang kebijakan perdagangan Trump masih terus berubah, dengan tenggat waktu 9 Juli 2025 yang semakin dekat untuk tarif yang lebih tinggi pada sejumlah besar negara. Hasil dari perubahan kebijakan tersebut akan sangat penting bagi The Fed untuk dipahami, menurut Powell.
“Perubahan kebijakan terus berkembang, dan dampaknya terhadap ekonomi masih belum pasti,” ucap Powell.
Komentar Jerome Powell tentang inflasi AS muncul saat kepercayaan konsumen mulai turun lagi. Awal pekan ini, Conference Board merilis laporan bulanannya yang menunjukkan hilangnya setengah dari kenaikan kepercayaan konsumen sejak Mei 2025.
“Inflasi dan harga tinggi merupakan kekhawatiran penting lainnya yang dikemukakan oleh konsumen pada Juni. Namun, ada beberapa pernyataan tentang meredanya inflasi dibandingkan bulan lalu,” ungkap laporan tersebut.
sumber : investor.id