Harga Emas Melonjak Tajam Setelah Trump Lontarkan Tarif ke Uni Eropa

Harga emas melonjak tajam pada Jumat (23/5/2025). Kenaikan tersebut didorong meningkatnya permintaan aset safe haven. Setelah Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump kembali melontarkan ancaman tarif baru terhadap Uni Eropa.
Harga emas ditutup melejit 1,91% dan ditutup menjadi US$ 3.360,60 per ons. Sepanjang pekan, emas mencatat kenaikan sebesar 5,1% dan menyentuh level tertinggi dalam lebih dari dua minggu.
Analis dan pedagang logam independen Tai Wong mengatakan, Trump kembali beraksi dalam 24 jam terakhir, mengancam akan memberlakukan tarif 50% terhadap impor dari Uni Eropa mulai 1 Juni 2025, menekan Apple, dan menyudutkan Harvard.
“Ini membuat pasar saham muram, dan justru menjadi kabar baik bagi emas,” ujar Wong dikutip dari CNBC internasional.
Ketegangan meningkat setelah Trump menyarankan penerapan tarif 50% atas produk Uni Eropa. Ia juga menyatakan bahwa Apple harus membayar tarif 25% untuk iPhone yang dijual di AS namun diproduksi di luar negeri.
Di sisi lain, nilai tukar dolar AS melemah 0,9%, sehingga membuat harga emas yang dihargai dalam dolar menjadi lebih murah bagi pemegang mata uang asing.
Kekhawatiran pasar semakin dalam setelah DPR AS yang dikuasai Partai Republik meloloskan rancangan undang-undang pajak dan belanja besar-besaran yang berpotensi menambah triliunan dolar terhadap utang negara.
Ketidakpastian ekonomi dan geopolitik mendorong investor untuk mencari perlindungan pada aset safe haven seperti emas.
“Jika harga emas berhasil menembus level US$ 3.500, ada peluang besar untuk naik hingga US$ 3.800,” kata ahli strategi pasar senior di RJO Futures Daniel Pavilonis.
Tak hanya emas, logam mulia lainnya juga mencatat pergerakan menarik. Harga platinum naik 1,2% menjadi US$ 1.094,05 per ons, menyentuh level tertinggi sejak Mei 2023.
Menurut analis UBS Giovanni Staunovo, cadangan platinum di atas tanah telah menyusut ke level rendah, yang memicu kelangkaan fisik di pasar.
Sementara itu, harga perak spot naik 1,1% ke US$ 33,44 per ons, sedangkan palladium turun 1,6% menjadi US$ 998,89 per ons. Kendati demikian, kedua logam tersebut tetap mencatatkan kenaikan mingguan.
sumber : investor.id