Harga Emas Naik, Usai Moody's Turunkan Peringkat Utang AS

Harga emas naik tajam pada perdagangan Senin (19/5/2025). Kenaikan itu terjadi seiring meningkatnya permintaan aset safe haven menyusul keputusan Moody’s menurunkan peringkat kredit Amerika Serikat (AS).

Harga emas spot tercatat naik 0,9% dan ditutup menjadi US$ 3.230,08 per ons.

Moody’s pada Jumat (16/5/2025) memangkas peringkat kredit AS dari ‘Aaa’ menjadi ‘Aa1’. Lembaga pemeringkat tersebut menyoroti kenaikan beban utang dan biaya bunga yang jauh lebih tinggi dibandingkan negara-negara lain dengan peringkat serupa.

“Secara keseluruhan, dalam beberapa bulan kedepan, saya rasa emas adalah pilihan investasi yang aman, mengingat penurunan peringkat AS. Pasar menjadi beli dan simpan,” ujar Senior Market Strategist di RJO Futures Bob Haberkorn.

Di saat yang sama, indeks dolar AS menyentuh level terendah sejak 8 Mei 2025. Melemahnya dolar membuat emas menjadi lebih murah bagi pemegang mata uang lain, sehingga turut mendorong permintaan.

Pasar keuangan juga mendapat tekanan setelah Menteri Keuangan AS Scott Bessent yang mengatakan Presiden Donald Trump akan memberlakukan tarif sesuai ancamannya pada 2 April 2025 jika mitra dagang tidak bersedia bernegosiasi dengan ‘itikad baik’.

Emas, yang dikenal sebagai aset lindung nilai saat terjadi ketidakpastian geopolitik dan ekonomi, telah mencetak rekor tertinggi berkali-kali sepanjang tahun ini dan tercatat naik 23,1% secara tahunan.

Goldman Sachs tetap mempertahankan proyeksi harga emas di US$ 3.700 per ons pada akhir tahun dan US$ 4.000 per ons pada pertengahan 2026. Proyeksi ini didukung oleh diversifikasi sektor swasta ke aset emas yang meskipun kecil, tetap signifikan.

Sementara itu, Presiden Trump dijadwalkan berbicara dengan Presiden Rusia Vladimir Putin terkait perdamaian di Ukraina, di tengah desakan para pemimpin Eropa agar Moskow segera menyetujui gencatan senjata untuk mengakhiri perang yang telah berlangsung tiga tahun.

Untuk logam mulia lainnya, harga perak spot naik 0,3% ke US$ 32,36 per ons. Palladium menguat 1,1% ke level US$ 998,26 per ons.

Adapun permintaan perhiasan platinum di Tiongkok mulai pulih setelah penurunan selama satu dekade. Hal ini turut mendorong defisit pasokan platinum global yang lebih besar dari perkiraan, menurut laporan World Platinum Investment Council (WPIC). Platinum naik 1,4% menjadi US$ 974,50 per ons.


sumber : investor.id