Redanya Ketegangan Perdagangan Global, Harga Emas Lanjutkan Pelemahan

Harga emas dunia anjlok ke level terendah dalam dua pekan pada Kamis (1/5/2025). Hal itu disebabkan meredanya ketegangan perdagangan global dan libur panjang di China, salah satu konsumen emas terbesar dunia.
Dikutip dari CNBC internasional, pasar juga tengah menanti rilis data ketenagakerjaan Amerika Serikat (AS) untuk melihat gambaran ekonomi ke depan.
Harga emas spot turun tajam sebesar US$ 2,3% dan ditutup di US$ 3.237,85 per ons, setelah sempat menyentuh level terendah sejak 14 April 2025. Padahal pekan lalu, harga emas sempat mencetak rekor tertinggi sepanjang masa (all time high/ATH) di US$ 3.499,84 per ons.
“Ada sinyal akan tercapai kesepakatan dagang, termasuk kabar dari China bahwa pemerintahan Trump telah menjalin komunikasi. Ini mendorong aksi jual emas sebagai aset safe haven, karena investor beralih ke aset berisiko,” ujar Senior Market Strategist di RJO Futures Bob Haberkorn.
Presiden AS Donald Trump mengatakan bahwa kesepakatan dagang bisa tercapai dengan India, Jepang, dan Korea Selatan, serta ada ‘peluang sangat besar’ untuk mencapai kesepakatan dengan China.
Bahkan, akun media sosial yang terkait dengan media pemerintah China menyebutkan bahwa AS telah menghubungi China untuk menggelar pembicaraan terkait tarif 145% yang diterapkan Trump.
Perlu diketahui, pasar China sedang libur dalam rangka Hari Buruh pada 1-5 Mei, yang turut mempengaruhi likuiditas pasar emas. TD Securities mencatat, ‘emas tersedot ke dalam kekosongan likuiditas akibat libur panjang di China’.
Sementara itu, data ekonomi AS yang dirilis Rabu menunjukkan ekonomi AS mengalami kontraksi pada kuartal pertama, dan indeks harga konsumsi pribadi (PCE) tidak berubah pada Maret. Kini, perhatian pasar tertuju pada laporan tenaga kerja nonfarm payrolls AS yang akan dirilis Jumat (2/5/2025).
Pejabat The Fed menyatakan, suku bunga kemungkinan akan tetap ditahan hingga ada tanda jelas inflasi turun menuju target 2% atau terjadi pelemahan signifikan di pasar tenaga kerja.
Perlu dicatat, suku bunga rendah dan ketidakpastian geopolitik biasanya meningkatkan daya tarik emas yang tidak memberikan imbal hasil (non-yielding).
“Meski koreksi jangka pendek ini didorong sentimen pasar yang membaik, faktor fundamental yang menopang kekuatan emas masih sangat kuat,” jelas Kepala Strategi Komoditas Saxo Bank Ole Hansen.
Selain emas, harga perak spot turun 1,4% menjadi US$32,13 per ons, platinum melemah 0,6% menjadi US$961,05 per ons, sementara palladium justru naik 0,4% menjadi US$941,33 per ons.
sumber : investor.id