Harga Emas Cetak ATH Kesepuluh Sepanjang Tahun 2025

Harga emas mencetak rekor tertinggi sepanjang masa (all time high/ATH) lagi pada Kamis (20/2/2025). Ini merupakan pemecahan rekor tertinggi harga emas kesepuluh kalinya di sepanjang 2025.
Dikutip dari Reuters, hal itu didorong makin kuatnya permintaan aset safe haven di tengah kekhawatiran perang dagang global yang dipicu oleh kebijakan tarif Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump.
Dikutip dari Reuters, harga emas spot naik 0,1% dan ditutup menjadi US$ 2.939,02 per ons. Setelah harga emas sempat menyentuh rekor tertinggi di US$ 2.954,74. Sedangkan rekor tertinggi harga emas sebelumnya tercatat di US$ 2.946,72 per ons yang tercatat pada Rabu (19/2/2025).
“Ketegangan perdagangan yang terus berlanjut memicu kekhawatiran inflasi dan perlambatan pertumbuhan ekonomi, yang akhirnya meningkatkan minat terhadap emas sebagai aset safe haven,” kata Wakil Presiden dan Analis Senior Logam di Zaner Metals Peter Grant.
Pada Rabu lalu, Trump mengumumkan dalam waktu satu bulan ke depan atau lebih cepat, akan memberlakukan tarif baru terhadap kayu, mobil, semikonduktor, dan farmasi. Sejak dilantik pada 20 Januari 2025, Trump telah menerapkan tarif 10% pada impor dari China serta tarif 25% untuk baja dan aluminium.
Selain faktor tarif, pembelian emas oleh bank sentral juga menjadi faktor utama yang menopang harga emas tahun ini.
“Kami terus melihat adanya pembelian dari bank sentral sepanjang tahun. Selain itu, aliran dana ke exchange-traded funds (ETF) emas juga meningkat dalam tiga hari berturut-turut,” ungkap Kepala Strategi Pasar di Blue Line Futures Phillip Streible.
Di sisi geopolitik, Trump kembali menjadi sorotan setelah menyebut Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskiy sebagai diktator dan mendesaknya untuk segera mencapai kesepakatan damai guna menghindari ancaman kehancuran negara.
Grant menilai bahwa potensi kesepakatan damai bisa meredakan ketegangan geopolitik dalam jangka pendek, yang mungkin sedikit menekan harga emas. “Namun, rekor tertinggi emas bisa bertahan selama beberapa minggu, dan tren kenaikan masih berlanjut karena faktor fundamental yang mendukung,” ujarnya.
Sementara itu, risalah pertemuan kebijakan terakhir The Fed pada Rabu terungkap bahwa usulan kebijakan awal Trump telah meningkatkan kekhawatiran terhadap inflasi, sehingga memperkuat sikap bank sentral untuk menunda pemangkasan suku bunga lebih lanjut.
Selain emas, harga logam mulia lainnya juga mengalami kenaikan. Perak spot naik 0,6% menjadi US$ 32,92 per ons, platinum menguat 0,7% ke level US$ 978,05, dan paladium melonjak 1% menjadi US$ 978,02 per ons.
Di sisi lain, ekspor emas dari Swiss meningkat secara tahunan pada Januari, dengan pasokan ke AS mencapai level tertinggi dalam setidaknya 13 tahun terakhir, berdasarkan data bea cukai Swiss.
sumber : investor.id