Harga Emas Dekati ATH di Tengah Ketidakpastian Kebijakan Trump

Harga emas naik mendekati rekor tertinggi sepanjang masa (all time high/ATH) pada Rabu (22/1/2025). Kenaikan ini didorong oleh pelemahan dolar Amerika Serikat (AS) dan ketidakpastian terkait rencana kebijakan Presiden Donald Trump, yang dikhawatirkan dapat memicu perang dagang dan meningkatkan volatilitas pasar.

Dikutip dari CNBC internasional, harga emas spot naik 0,4% menjadi US$ 2.763,21 per ons. Sedangkan rekor tertinggi sepanjang masa harga emas berada di level US$ 2.790,13 yang tercatat pada 31 Oktober 2024.

Indeks dolar AS turun ke level terendah dalam lebih dari tiga minggu pada sesi perdagangan sebelumnya. Hal ini membuat emas yang dihargai dalam dolar menjadi lebih murah bagi pemegang mata uang lainnya.

“Ada ketidakpastian terkait usulan tarif dan faktor lainnya. Harga emas biasanya berkinerja baik ketika terdapat ketidakpastian besar atau bahkan moderat di pasar. Ini adalah tempat perlindungan alami bagi investor,” kata Senior Portfolio Manager di Sprott Asset Management Ryan McIntyre.

Trump mengumumkan, pemerintahannya sedang mempertimbangkan untuk memberlakukan tarif sebesar 10% pada barang impor dari China mulai 1 Februari. Pada hari yang sama, ia juga menyebutkan, Meksiko dan Kanada dapat menghadapi tarif sekitar 25%.

Emas sering dianggap sebagai aset safe-haven di tengah ketidakpastian ekonomi dan geopolitik. Namun, kebijakan Trump yang diusulkan secara luas dianggap sebagai pemicu inflasi, yang dapat mendorong The Fed untuk mempertahankan suku bunga tinggi dalam jangka waktu yang lebih lama guna menekan tekanan harga yang meningkat.

Trump belum memberikan rincian lebih lanjut tentang tarif yang diusulkannya, sehingga investor masih bertanya-tanya seberapa agresif langkah tersebut dan dampaknya terhadap perekonomian global.

“Trump mungkin sedikit kurang agresif dalam hal tarif dibandingkan yang dikhawatirkan sebelumnya, yang membantu pasar. Tarif yang lebih rendah dianggap sebagai sinyal inflasi yang lebih rendah, sehingga ada potensi untuk lebih banyak pemangkasan suku bunga,” kata pedagang logam independen Tai Wong.

Di pasar logam lainnya, harga perak spot turun 0,3% menjadi US$ 30,75 per ons, tetapi masih berada di dekat level tertinggi dalam satu bulan terakhir yang dicapai pada 16 Januari lalu.

Sementara harga platinum naik 0,5% menjadi US$ 948,32 per ons dan harga paladium melonjak 3,2% ke level US$ 987,50 per ons.


sumber : investor.id