Harga Minyak Melemah Setelah Rally Tiga Hari Berturut-turut

West Texas Intermediate (WTI), patokan minyak mentah AS, diperdagangkan melemah di kisaran $78,25 pada hari Selasa. Pada hari Senin kemarin, Harga WTI naik ke level tertinggi sejak 8 Oktober 2024 karena sanksi AS terhadap minyak Rusia mengancam untuk memperketat pasokan global.

Pemerintahan Presiden AS Joe Biden memberlakukan sanksi baru terhadap raksasa minyak Rusia Gazprom dan Surgutneftegaz, serta 183 kapal tanker minyak, yang sering disebut sebagai ‘Armada Bayangan’ Rusia. Kekhawatiran yang meningkat atas gangguan pasokan dapat mendukung emas hitam dalam waktu dekat.

“Pasokan adalah pendorong utama jangka pendek, dengan sanksi baru Biden terhadap dua produsen minyak utama Rusia dan kapal tanker Rusia semakin memperumit tantangan logistik yang kini dihadapi Rusia,” kata Chris Weston, Kepala Riset di Pepperstone.

Ekspor dan Impor Tiongkok pada bulan Desember keduanya melampaui ekspektasi dengan selisih yang cukup besar, menurut Biro Statistik Nasional Tiongkok pada hari Senin. Selain itu, Surplus Perdagangan Tiongkok mencapai titik tertinggi baru sepanjang masa sebesar $990 miliar. Data ekonomi Tiongkok yang menggembirakan dapat mendukung harga WTI, karena Tiongkok adalah konsumen minyak dan gas terbesar kedua di dunia.

Di sisi lain, laporan ketenagakerjaan AS bulan Desember yang optimis memperkuat ekspektasi bahwa Federal Reserve (The Fed) AS mungkin tidak akan memangkas suku bunga secara agresif tahun ini. Penguatan Greenback dapat mengurangi permintaan energi dengan membuat komoditas yang dihargai dalam USD seperti minyak menjadi lebih mahal bagi pembeli yang menggunakan mata uang lain.


sumber : fxstreet