Stimulus Terbaru China Bikin Harga Minyak Melemah Lagi
Harga Minyak lanjutkan penurunannya, lanjutkan penurunan selama tiga hari berturut-turut di hari Selasa ini. Pada hari Senin, Harga Minyak turun lebih dari 2% setelah rencana stimulus terbaru China mengecewakan para pelaku pasar energi yang mencari “bantuan” untuk masalah pertumbuhan permintaan di konsumen minyak terbesar kedua di dunia, sementara pasokan tampaknya akan meningkat pada tahun 2025.
Kemenangan Donald Trump dalam pemilu AS mungkin akan terus memengaruhi pasar, kata Phil Flynn, analis senior di Price Futures Group.
Pemilu dengan janji Trump untuk ‘mengebor, sayang, mengebor’ (drill baby, drill) telah menghilangkan sebagian alasan untuk mengambil posisi beli.
Indeks dolar AS , ukuran nilainya relatif terhadap keranjang mata uang asing, sedikit melampaui nilai tertinggi yang terlihat tepat setelah pemilihan presiden AS minggu lalu, dengan pasar masih menunggu kejelasan tentang kebijakan AS di masa mendatang.
Dolar yang lebih kuat membuat komoditas dalam mata uang Amerika seperti minyak dan Emas lebih mahal bagi pemegang mata uang lain dan cenderung membebani harga.
Sementara itu dari masalah Permintaan, pada hari Sabtu di China terlihat indeks harga konsumen naik pada laju paling lambat dalam empat bulan terakhir pada bulan Oktober sementara deflasi harga produsen semakin dalam, bahkan saat Beijing menggandakan stimulus untuk mendukung ekonomi yang sedang lesu.
Dari masalah pasokan, Bank of America Securities mengatakan dalam sebuah catatan pada hari Senin bahwa pasokan minyak mentah non-OPEC diperkirakan akan tumbuh sebesar 1,4 juta barel per hari (bph) pada tahun 2025 dan 900.000 bph pada tahun 2026.
sumber : reuters