Iran Berencana Serang Balik Israel, Harga Minyak Direspon Naik

Harga Minyak West Texas Intermediate (WTI) bertahan stabil pada hari Jumat selama jam perdagangan awal sesi Eropa, di sekitar $70,65 per barel, menyusul kenaikan di sesi sebelumnya. Harga minyak mentah didukung oleh meningkatnya ketegangan geopolitik di tengah laporan bahwa Iran mungkin merencanakan serangan balasan terhadap Israel dari wilayah Irak dalam waktu dekat.

Menurut laporan Reuters yang mengutip Axios, dua sumber Israel yang tidak disebutkan namanya mengungkapkan bahwa intelijen Israel percaya bahwa Iran berniat untuk meluncurkan serangan dari Irak, yang berpotensi melibatkan banyak pesawat tak berawak dan rudal balistik, kemungkinan sebelum pemilihan presiden AS pada tanggal 5 November.

Lebih jauh lagi, koalisi OPEC+, yang terdiri dari Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak dan sekutunya, termasuk Rusia, dapat menunda rencana peningkatan produksi untuk bulan Desember setidaknya selama sebulan di tengah-tengah kekhawatiran akan lemahnya permintaan minyak dan meningkatnya pasokan.

Awalnya, kelompok ini bertujuan untuk meningkatkan produksi sebesar 180.000 barel per hari (bph) di bulan Desember, tetapi kenaikan ini sebelumnya ditunda dari bulan Oktober karena jatuhnya harga, menurut empat sumber yang mengetahui situasi ini, seperti yang dilansir dari Reuters pada hari Rabu.

Produksi minyak AS meningkat 1,5% di bulan Agustus, mencapai rekor tertinggi bulanan sebesar 13,4 juta barel per hari (bph), menurut laporan produksi minyak dan gas alam terbaru dari Energy Information Administration (EIA). Angka ini melampaui rekor sebelumnya yaitu 13,31 juta bph yang ditetapkan pada Desember 2023. Di negara bagian penghasil minyak utama, Texas mengalami kenaikan produksi sebesar 1,7% ke rekor 5,82 juta barel per hari, sementara produksi New Mexico naik 2,8%, mencapai rekor 2,09 juta barel per hari.


sumber : fxstreet