Ketidakpastian Situasi Timur Tengah, Harga Minyak Naik Tipis

Harga minyak West Texas Intermediate (WTI) naik tipis setelah dua hari mengalami penurunan, diperdagangkan di kisaran $70,40 per barel selama sesi awal Eropa di hari Jumat. Minyak Mentah bersiap untuk sedikit kenaikan mingguan karena ketegangan yang ada di Timur Tengah dan diskusi gencatan senjata yang akan datang untuk Gaza membuat para pedagang berhati-hati.

Para pelaku pasar minyak mengamati dengan seksama respon Israel terhadap serangan rudal Iran pada tanggal 1 Oktober, yang menimbulkan kekhawatiran potensi serangan terhadap infrastruktur minyak Teheran yang dapat mengganggu rantai pasokan. Namun, laporan-laporan mengindikasikan bahwa Israel mungkin akan menargetkan situs-situs militer Iran dan bukannya fasilitas-fasilitas nuklir atau minyak, demikian menurut Reuters.

Secara paralel, para pejabat AS dan Israel bersiap untuk melanjutkan pembicaraan mengenai potensi gencatan senjata dan pembebasan sandera di Gaza dalam beberapa hari mendatang. Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken menyatakan pada hari Kamis bahwa Amerika Serikat tidak mendukung kampanye Israel yang berkepanjangan di Libanon, sementara Prancis telah menganjurkan gencatan senjata segera dan upaya-upaya diplomatik.

Indeks Dolar AS (DXY), yang mengukur nilai Dolar AS (USD) terhadap enam mata uang utama, turun dari level tertingginya di akhir bulan Juli, dan berada di sekitar 104,00. Penurunan ini mendukung permintaan untuk Minyak yang dihargakan dalam Dolar.

Namun, harga Minyak menghadapi tekanan turun setelah kenaikan stok AS yang lebih besar dari yang diantisipasi pekan lalu, didorong oleh peningkatan impor dan kenaikan tak terduga dalam persediaan bensin karena kilang-kilang minyak meningkatkan produksi setelah pemeliharaan musiman.

Data dari Energy Information Administration (EIA) AS pada hari Rabu menunjukkan peningkatan stok minyak mentah sebesar 5,474 juta barel, sehingga total persediaan menjadi 426 juta barel untuk pekan yang berakhir pada tanggal 18 Oktober, jauh melampaui prakiraan kenaikan 0,7 juta barel.


sumber : fxstreet