Ketegangan di Timur Tengah Mereda, Harga Minyak Terkoreksi
West Texas Intermediate (WTI), patokan minyak mentah AS, diperdagangkan di sekitar $73,80 pada hari Rabu. Harga WTI turun tipis karena adanya laporan mengenai kemungkinan gencatan senjata antara Hizbullah dan Israel. Namun, kekhawatiran akan potensi serangan terhadap infrastruktur minyak Iran dapat membatasi sisi negatifnya.
Para investor telah mengurangi taruhan mereka terhadap risiko perang karena kurangnya eskalasi lebih lanjut mengurangi kekhawatiran akan gangguan pasokan minyak di Timur Tengah. Hal ini, pada gilirannya, membebani harga WTI pada hari ini. Menteri Pertahanan Israel Yoav Gallant akan bertemu dengan Menteri Pertahanan AS Lloyd Austin di Pentagon pada hari Rabu untuk mendiskusikan perkembangan keamanan di Timur Tengah.
Sementara itu, perkembangan seputar ketegangan geopolitik di wilayah tersebut akan diawasi dengan ketat. Kekhawatiran bahwa Israel mungkin akan menargetkan industri minyak Iran sebagai pembalasan atas serangan rudal balistik Teheran dapat mengangkat harga emas hitam ini.
Persediaan minyak mentah AS naik lebih dari yang diprakirakan minggu lalu. Menurut American Petroleum Institute (API), stok minyak mentah di Amerika Serikat untuk minggu yang berakhir 4 Oktober naik 10,9 juta barel, dibandingkan dengan penurunan 1,5 juta barel pada minggu sebelumnya. Konsensus pasar memprakirakan bahwa stok akan meningkat hanya sebesar 1,95 juta barel.
Kekecewaan bahwa para pejabat Tiongkok tidak mengumumkan langkah-langkah stimulus baru pada konferensi pers hari Selasa berkontribusi pada penurunan WTI karena Tiongkok adalah importir minyak mentah terbesar di dunia. “Kekhawatiran yang sedang berlangsung mengenai permintaan Tiongkok terus berlanjut karena kurangnya stimulus, sementara konflik Timur Tengah tidak menyebabkan gangguan pasokan,” kata Svetlana Tretyakova, analis pasar minyak senior di Rystad Energy.
sumber : fxstreet