Dolar Ditutup Melemah Tipis, Meski Dekati Level Tertinggi Tujuh Minggu

Meski di tutup melemah tipis, namun USD bertahan kuat pada hari Selasa, berada di posisi sekitar level tertinggi tujuh minggu lalu saat pelaku pasar menilai prospek penurunan suku bunga Amerika lebih lanjut, dengan dujungan dari kekhawatiran tentang konflik di Timur Tengah dan ekonomi China yang biasanya memberikan dukungan pada permintaan Safe Haven.

Meski Kalender data Amerika relatif sepi minggu ini, pelaku pasar akan mencari sinyal atau katalis pergerakan harga, dan fokusnya adalah rilis risalah rapat Federal Reserve bulan September pada hari Rabu, di mana para pejabat hampir dengan suara bulat setuju untuk memangkas suku bunga sebesar 50 basis poin, serta laporan Indeks Harga Konsumen (CPI) September pada hari Kamis.

Presiden Fed New York John Williams, yang memiliki suara tetap dalam Komite penetapan suku bunga, menggaungkan komentar Powell, dengan mengatakan kepada Financial Times dalam sebuah wawancara yang ditayangkan pada hari Selasa bahwa ia tidak menganggap langkah pada bulan September “sebagai aturan tentang bagaimana kita bertindak di masa mendatang”.

Menurut FEDWatch Tools CME, pelaku pasar sekarang memperkirakan peluang 87% untuk penurunan suku bunga sebesar 25 basis poin pada bulan November, bahkan ada beberapa pihak kini bertaruh tidak akan ada penurunan sama sekali.

Dari ranah geopolitik, Netanyahu mengatakan serangan udara israhell telah menewaskan dua penerus pemimpin Hizbullah yang terbunuh, sementara istahell memperluas serangannya terhadap kelompok yang didukung Iran tersebut. Komentar tersebut dirilis beberapa jam setelah wakil pemimpin Hizbullah membiarkan pintu terbuka untuk gencatan senjata yang dinegosiasikan.

Yield acuan obligasi pemerintah Amerika berdurasi 10 tahun tetap berada di atas 4%, setelah menyentuh level tersebut pada hari Senin untuk pertama kalinya dalam dua bulan karena para pedagang mengurangi taruhan pada pemotongan suku bunga besar.
Indeks USD di tutup sedikit melemah sebesar 0.01% disekitar 102.230 setelah sempat naik hingga 102.410


sumber : reuters