Beberapa Faktor Utama yang Perlu Diperhatikan Pelaku Pasar Pekan Ini
Pekan ini akan menjadi sangat penting bagi pasar global, dengan keputusan FOMC (Federal Open Market Committee) sebagai sorotan utama. Selain itu, beberapa agenda ekonomi utama lainnya dari berbagai belahan dunia akan turut memengaruhi pergerakan pasar. Dari Amerika Utara, Asia, hingga Eropa dan Timur Tengah, para pembuat kebijakan di seluruh dunia akan menghadapi tantangan ekonomi di tengah kondisi pasar yang dinamis.
1. Agenda Ekonomi Amerika Serikat dan Kanada:
Di Amerika Serikat, perhatian pasar akan terfokus pada pertemuan FOMC yang berlangsung selama dua hari, dimulai pada hari Selasa (17/9) waktu setempat. Para pembuat kebijakan akan mempertimbangkan data terbaru mengenai permintaan konsumen, khususnya data penjualan ritel bulan Agustus. Meskipun penjualan mobil diperkirakan melambat, beberapa sektor lain diprediksi menunjukkan pertumbuhan positif. Di sisi lain, data industri manufaktur diperkirakan masih lesu akibat tingginya suku bunga dan ketidakpastian politik menjelang pemilihan umum.
Pada hari Rabu, data perumahan AS diperkirakan menunjukkan peningkatan setelah penurunan pada bulan Juli, sementara data penjualan rumah bekas yang dirilis pada Kamis kemungkinan tetap lemah.
Di Kanada, data inflasi untuk bulan Agustus diperkirakan akan menunjukkan pelambatan. Bahkan jika ada sedikit kenaikan, hal ini tidak akan memengaruhi jalur pelonggaran kebijakan Bank of Canada, yang diharapkan terus mengurangi suku bunga.
2. Agenda Ekonomi Asia:
Di Asia, perhatian pasar akan tertuju pada keputusan Bank of Japan (BOJ) yang akan diumumkan pada hari Jumat. Meskipun para ekonom sepakat bahwa tidak akan ada perubahan suku bunga, pernyataan dari Gubernur Kazuo Ueda mengenai prospek kebijakan moneter bisa mempengaruhi nilai yen, terutama setelah lonjakan suku bunga sebelumnya yang mengejutkan pasar.
Selain Jepang, China juga akan menjadi sorotan dengan kebijakan moneter yang diantisipasi oleh para investor. Bank sentral China diperkirakan akan mempertahankan suku bunga acuan, meskipun tanda-tanda deflasi semakin terlihat di negara ekonomi terbesar kedua di dunia tersebut. Di Indonesia, Bank Indonesia juga diprediksi akan mempertahankan suku bunga acuannya untuk bulan kelima berturut-turut, sementara Taiwan akan membuat keputusan suku bunga pada hari Kamis.
Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia dijadwalkan pada 17—18 September 2024 yang pada akhirnya akan memberikan keputusan suku bunga yang saat ini di level 6,25%.
Di sisi data, beberapa negara Asia seperti Jepang, Singapura, Indonesia, dan Malaysia akan merilis data perdagangan. Sementara itu, Selandia Baru diperkirakan akan merilis data PDB kuartal kedua yang dapat menunjukkan sedikit kontraksi dibandingkan kuartal sebelumnya.
3. Agenda Ekonomi Eropa dan Timur Tengah:
Di Eropa, Bank of England (BOE) dijadwalkan mengadakan pertemuan penting di tengah spekulasi tentang percepatan penjualan obligasi sebagai bagian dari kebijakan normalisasi neraca. Para investor juga akan menantikan petunjuk mengenai laju pelonggaran kebijakan moneter di masa depan, terutama mengingat ekonomi Inggris yang menghadapi tantangan berat.
Sementara itu, Norges Bank di Norwegia diprediksi akan mempertahankan suku bunga di 4,5%, dengan fokus pada proyeksi kebijakan tahun depan. Bank sentral di Turki diperkirakan tidak akan mengubah suku bunga acuannya yang saat ini berada di angka 50%, meskipun inflasi terus menurun.
Di Timur Tengah, beberapa negara Teluk yang bergantung pada ekspor energi dalam denominasi dolar AS diperkirakan akan mengikuti langkah Federal Reserve dengan pemotongan suku bunga mereka. Bank sentral di Afrika Selatan juga diprediksi akan memangkas suku bunga untuk pertama kalinya sejak tahun 2020, setelah data inflasi menunjukkan perlambatan hingga 4,5%.
sumber : investing