Harga Minyak WTI Melemah di Tengah Kekhawatiran akan Permintaan Minyak Tiongkok

West Texas Intermediate (WTI), patokan minyak mentah AS, diperdagangkan di sekitar $74,60 pada hari Kamis. Harga WTI melemah karena para investor khawatir akan pertumbuhan ekonomi yang lebih lambat di Tiongkok. Namun, risiko-risiko pasokan minyak di Timur Tengah dan Libya dapat membantu membatasi pelemahan WTI.

Perekonomian yang lesu dan melambatnya permintaan minyak di Tiongkok meningkatkan kekhawatiran akan kesehatan ekonomi importir minyak terbesar di dunia ini, yang membebani harga WTI. “Permintaan di Tiongkok masih lemah, dan pemulihan yang diharapkan pada semester kedua belum menunjukkan tanda-tanda yang dapat dipercaya,” Amarpreet Singh, seorang analis di Barclays, mengatakan dalam sebuah catatan.

Stok minyak mentah AS turun lebih sedikit dari yang diprakirakan minggu lalu. Menurut Energy Information Administration (EIA), stok minyak mentah di Amerika Serikat untuk pekan yang berakhir 23 Agustus turun 0,846 juta barel menjadi 425,2 juta barel, dibandingkan dengan penurunan 4,649 juta barel pada pekan sebelumnya. Konsensus pasar memprakirakan bahwa stok akan turun sebesar 3,0 juta barel.

Di sisi lain, potensi gangguan pasokan minyak di Libya dapat membatasi penurunan harga WTI dalam waktu dekat. Analis UBS, Giovanni Staunovo, mencatat bahwa gangguan di Libya seharusnya memperketat pasar minyak, mengingat barel riil telah dihilangkan, tetapi di sini para investor ingin melihat penurunan ekspor minyak mentah Libya terlebih dahulu. Harga minyak mentah naik pada hari Senin di tengah meningkatnya persaingan antara pemerintah-pemerintah yang bersaing di Libya, yang memiliki cadangan minyak mentah terbesar di Afrika.


sumber : fxstreet