Harga Minyak WTI Lanjutkan Pemulihan karena Penghentian Produksi Minyak Libya
West Texas Intermediate (WTI), patokan minyak mentah AS, diperdagangkan di sekitar $77,30 pada hari Selasa. Harga WTI melanjutkan pemulihannya karena penghentian produksi di Libya, menambah kekhawatiran terhadap pasokan yang dipicu oleh laporan-laporan mengenai konflik yang meningkat di Timur Tengah.
Pemerintah Libya di Benghazi mengatakan pada hari Senin bahwa produksi dan ekspor minyak mentah akan dihentikan di tengah-tengah perselisihan dengan pemerintah barat yang diakui secara internasional di Tripoli mengenai siapa yang seharusnya memimpin bank sentral, menurut Bloomberg.
Libya memproduksi sekitar 1,2 juta barel per hari, dengan lebih dari 1 juta barel per hari diekspor ke pasar global, ujar Matt Smith, analis minyak utama untuk wilayah Amerika di Kpler. Perkembangan seputar pemangkasan produksi Libya telah memicu kekhawatiran pasokan lebih lanjut dan mendorong harga WTI.
“Risiko terbesar untuk pasar minyak mungkin adalah penurunan lebih lanjut pada produksi minyak Libya karena ketegangan politik di negara tersebut, dengan risiko bahwa produksi dapat turun dari level saat ini sebesar 1 juta barel per hari menjadi nol,” kata Giovanni Staunovo, analis UBS.
Selain itu, ekspektasi yang lebih kuat bahwa Federal Reserve AS (The Fed) akan memangkas suku bunga pada pertemuan September mendatang mengangkat harga WTI. Pada hari Senin, Presiden The Fed San Francisco Mary Daly mengatakan bahwa ia percaya bahwa adalah tepat bagi The Fed untuk mulai menurunkan suku bunga. Suku bunga yang lebih rendah umumnya mendukung harga WTI karena mengurangi biaya pinjaman, yang dapat meningkatkan aktivitas ekonomi, dan permintaan minyak.
Namun, kenaikan untuk emas hitam ini mungkin terbatas. Impor minyak Tiongkok pada bulan Juli turun 12% dari bulan Juni dan 3% dari Juli 2023, meningkatkan kekhawatiran akan kesehatan ekonomi negara tersebut dan permintaan minyak di masa depan karena Tiongkok adalah importir minyak terbesar di dunia.
sumber : fxstreet