USDJPY Turun Setelah Sentuh Level Tertinggi 38 Tahun
USDJPY diperdagangkan di sekitar 160,40 selama sesi awal Perdagangan Eropa pada hari Kamis setelah turun dari 160,88, level tertinggi sejak 1986. Koreksi ke bawah ini dapat dikaitkan dengan intervensi verbal dari pihak berwenang Jepang.
Menteri Keuangan Jepang Shunichi Suzuki menyatakan pada hari Rabu bahwa ia “akan mengambil langkah yang tepat pada pergerakan FX yang berlebihan.” Suzuki menahan diri untuk tidak mengomentari level forex tertentu atau potensi intervensi tetapi menekankan pentingnya mata uang bergerak secara stabil yang mencerminkan fundamental. Kepala Sekretaris Kabinet Yoshimasa Hayashi menggemakan sentimen yang sama dengan Menteri Keuangan.
Dolar AS (USD) melemah kemungkinan karena antisipasi para pedagang terhadap inflasi Indeks Harga Core PCE pada hari Jumat, yang diproyeksikan turun dari tahun ke tahun menjadi 2,6% dari 2,8% sebelumnya. Data ini dipandang sebagai pengukur inflasi pilihan Federal Reserve (The Fed). Para pelaku pasar berharap bahwa tanda-tanda pelonggaran inflasi akan mendorong Federal Reserve (The Fed) untuk mempertimbangkan penurunan suku bunga lebih cepat.
Namun, penurunan Greenback mungkin terbatas karena imbal hasil obligasi pemerintah AS yang lebih tinggi. imbal hasil obligasi AS bertenor 2 tahun dan 10 tahun masing-masing mencapai 4,74% dan 4,33% pada saat berita ini ditulis.
Reuters mengutip Gubernur The Fed Michelle Bowman yang mengulangi pandangannya pada hari Selasa bahwa mempertahankan suku bunga acuan untuk beberapa waktu akan cukup untuk mengendalikan inflasi. Sementara itu, Gubernur The Fed Lisa Cook mengatakan bahwa akan tepat untuk memangkas suku bunga “pada suatu saat”, mengingat kemajuan yang signifikan pada inflasi dan pendinginan pasar tenaga kerja secara bertahap, meskipun ia tetap tidak jelas mengenai waktu pelonggaran tersebut.
sumber : fxstreet