Minyak WTI Turun Tipis karena Ekspektasi Peningkatan Permintaan Musim Panas
Harga minyak West Texas Intermediate (WTI) berada di kisaran $77,70 per barel pada jam-jam Asia hari Selasa. Harga minyak mentah didukung oleh ekspektasi peningkatan permintaan bahan bakar pada musim panas ini. Menurut Reuters, para analis di perusahaan konsultan energi Gelber and Associates mencatat, “Harga minyak mentah berjangka naik karena ekspektasi permintaan musim panas mendukung harga meskipun lanskap makro yang lebih luas masih kurang optimis dibandingkan minggu-minggu sebelumnya.”
Lebih lanjut, analis Goldman Sachs mengindikasikan dalam sebuah catatan bahwa mereka mengantisipasi permintaan transportasi musim panas yang kuat akan menyebabkan defisit pasar minyak kuartal ketiga sebesar 1,3 juta barel per hari (bph).
Namun, laporan pekerjaan AS yang kuat dari minggu sebelumnya telah memperkuat sikap hawkish Federal Reserve pada kebijakan moneter. The Fed diprakirakan akan mempertahankan biaya pinjaman yang lebih tinggi untuk waktu yang lama, yang dapat memperlambat pertumbuhan ekonomi dan mengurangi permintaan minyak. Selain itu, Dolar AS (USD) yang lebih kuat dapat berdampak negatif pada permintaan minyak dengan membuat komoditas berdenominasi USD seperti minyak menjadi lebih mahal bagi para pemegang mata uang lainnya.
CME FedWatch Tool mengindikasikan bahwa kemungkinan penurunan suku bunga The Fed di bulan September setidaknya 25 basis poin telah menurun menjadi hampir 49,0%, turun dari 59,5% seminggu sebelumnya.
Selain itu, kekhawatiran akan potensi surplus pasokan minyak telah meningkat karena Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak dan sekutunya (OPEC+) memutuskan untuk secara bertahap menghentikan pemangkasan sukarela dari delapan negara anggota mulai bulan Oktober. Pada bulan Desember, lebih dari 500.000 barel per hari (bph) diprakirakan akan masuk kembali ke pasar, dengan total 1,8 juta bph pada Juni 2025.
sumber : fxstreet