Harga Emas Gak Bosan Cetak Rekor Lagi, Terakhir Terlihat di $ 2250 per Troy Ounce
Harga emas mengawali perdagangan pekan ini dengan kembali menguat dan mencetak rekornya lagi hari ini.
Pada perdagangan Senin (1/4/2024) per pukul 07.15 WIB, harga emas di pasar spot menguat 0,41% di posisi US$ 2.250,68 per troy ons. Harga tersebut menjadi yang tertinggi sepanjang masa sementara. Harga emas masih bisa terbang atau melemah menjelang penutupan nanti malam.
Pada perdagangan Kamis pekan lalu (28/3/2024), harga emas ditutup di posisi US$ 2.233,09 per troy ons. Harganya terbang 1,75%.
Harga penutupan kemarin adalah yang tertinggi sepanjang masa. Untuk pertama kalinya dalam sejarah, emas juga ditutup di level US$ 2.200 di harga penutupan.
Sebelumnya, pada 21 Maret 2024, emas memang menyentuh level US$ 2.200 tetapi hanya terjadi di intraday.
Sepanjang Maret 2024, rekor harga emas sudah terpatahkan sebanyak 10 kali karena harga terus melonjak.
Sepanjang pekan lalu, harga emas dunia terpantau melonjak 3,15% secara point-to-point. Sedangkan selama sebulan terakhir, harga emas dunia sudah melejit 9,26%.
Harga emas yang mencapai rekor tanpa adanya indikasi data signifikan membuat pelaku pasar bertanya-tanya. Commerzbank mengatakan bahwa tingginya kenaikan harga emas pada Maret masih menjadi misteri. Terlebih, harga emas naik di tengah masih hawkishnya pernyataan bank sentral Amerika Serikat (AS) The Federal Reserve (The Fed).
Commerzbank mencatat bahwa kenaikan logam tersebut sejak awal bulan, sekitar 5-8%, masih menjadi misteri. Di sisi lain, Commerzbank memandang bahwa ada potensi terbatas untuk keuntungan lebih lanjut.
“Sulit untuk menemukan penjelasan yang meyakinkan untuk kemajuan ini. Harapan pemotongan suku bunga AS, yang telah menjadi pendorong utama harga emas selama setahun setengah terakhir, sedikit meningkat di paruh pertama Maret, tetapi tidak cukup untuk menjelaskan besarnya pemulihan emas,” tulis para analis yang dikutip dari Reuters.
Harga emas kembali terbang pada pagi hari ini karena data inflasi AS yang sesuai harapan. Indeks harga pengeluaran konsumsi pribadi (PCE) – tidak termasuk makanan dan energi- pada Februari 2024 tercatat 2,8% secara tahunan dan naik 0,3% dari bulan lalu. Kedua angka tersebut sesuai dengan perkiraan Dow Jones.
Termasuk biaya pangan dan energi yang berfluktuasi, angka utama PCE menunjukkan kenaikan sebesar 0,3% pada bulan ini dan 2,5% pada tingkat 12 bulan, dibandingkan perkiraan sebesar 0,4% dan 2,5%.
Meskipun The Fed mempertimbangkan kedua ukuran tersebut ketika membuat kebijakan, mereka menganggap inflasi inti sebagai ukuran yang lebih baik untuk mengukur tekanan inflasi jangka panjang. The Fed menargetkan inflasi tahunan sebesar 2%, sementara inflasi PCE inti belum pernah berada di bawah level tersebut dalam tiga tahun.
Pergerakan harga emas akan mendapat tantangan dari data-data tenaga kerja AS pekan ini, di mana salah satunya yakni data penggajian non-pertanian (non-farm payroll/NFP).
Pada Selasa besok, AS akan merilis pembukaan lapangan kerja JOLTS periode Februari 2024.
Konsensus pasar dalam Trading Economics memperkirakan pembukaan lapangan kerja JOLTS akan cenderung menurun menjadi 8,79 juta lapangan kerja, turun dari Januari lalu sebanyak 8,86 juta lapangan kerja.
Jika data tersebut benar demikian, maka sektor tenaga kerja di AS cenderung mulai mendingin, meski data tenaga kerja lainnya masih berpotensi panas.
Kemudian pada Jumat mendatang, AS juga akan merilis data tenaga kerja lainnya yakni data penggajian non-pertanian (non-farming payroll/NFP) periode Maret 2024.
Konsensus pasar Trading Economics memperkirakan NFP AS cenderung menurun menjadi 200.000, dari sebelumnya pada Februari lalu sebesar 275.000.
Jika benar demikian, maka ini menjadi terendah dari rata-rata tiga bulan terakhir sebesar 265.000.
Namun, jika kedua data tenaga kerja tersebut sesuai dengan prediksi pasar, maka hal ini menandakan data tenaga kerja AS mulai bervariasi. Tetapi, secara menyeluruh data tenaga kerja AS masih cukup panas.
Data tenaga kerja akan menjadi pertimbangan Teh Fed dalam menentukan kebijakan suku bunga.
Berdasarkan perangkat CME FedWatch, trader melihat peluang 70% bahwa The Fed akan memulai siklus pelonggarannya pada pertemuan Juni.
Di lain sisi, harga emas kembali bergairah di tengah melandainya indeks dolar AS pada hari ini. Per pukul 05:40 WIB, indeks dolar AS melandai tipis 0,07% ke posisi 104,47.
Turunnya dolar AS membuat harga emas semakin menarik karena pembeliannya dikonversi dalam dolar. Dengan dolar AS yang semakin murah, maka masyarakat bisa membelinya, meski harga emas saat ini masih cukup tinggi
sumber : cnbc