Harga Emas Turun di Tengah Minimnya Sinyal Perdagangan
Harga emas turun di sesi perdagangan Asia pada hari Selasa (26/03) saat antisipasi sinyal-sinyal kunci inflasi AS dan Federal Reserve menghalangi posisi perdagangan besar, sedangkan kuatnya dolar baru-baru ini juga membebani.
Di antara logam-logam industri, harga tembaga turun tajam sejak hari Senin saat traders mengunci keuntungan dari kenaikan ke level tertinggi 11 bulan pada minggu lalu. Sentimen yang melemah terhadap negara importir utama China juga menekan.
Emas turun dari rekor tertinggi minggu lalu setelah sinyal dovish dari bank-bank sentral utama membuat traders berpaling membeli dolar secara masal, mendorong indeks dolar ke level tertinggi satu bulan. Kendati greenback mengalami aksi profit taking minggu ini, namun masih relatif kuat.
Emas spot stabil di $2.172,35/oz, pada Pukul 13.30 WIB.
Harga emas stabil dengan fokus inflasi PCE, komentar Fed
Emas stabil mengantisipasi data Indeks harga PCE – pengukur inflasi pilihan Fed – yang akan dirilis pada hari Jumat ini. Angka tersebut diperkirakan akan menjadi faktor dalam pandangan suku bunga Fed.
Emas diperkirakan akan menghadapi beberapa perlawanan dalam waktu dekat, terutama jika angka inflasi yang tetap tinggi menyiratkan potensi penundaan dalam rencana Fed untuk memangkas suku bunga tahun ini. Bank sentral AS pekan lalu mengisyaratkan bahwa mereka berencana untuk memangkas suku bunga sebesar 75 basis poin pada tahun 2024, meskipun hal ini masih bergantung pada inflasi.
Komentar dari para petinggi the Fed – termasuk Ketua Jerome Powell dan anggota FOMC Mary Daly – juga akan dirilis minggu ini.
Setiap sinyal kenaikan suku bunga yang lebih tinggi untuk waktu yang lebih lama kemungkinan akan membebani pasar logam.
Logam mulia lainnya melemah pada hari Selasa. Platinum turun 0,2% di $914,60/oz, adapun perak turun 0,4% menjadi $24,802 per ons.
sumber : investing