Mata Uang Asia Flat dan Dolar Stabil Jelang Testimoni Powell
Mata uang Asia sebagian besar bergerak tipis pada hari Rabu [6/3], sedangkan dolar stabil dari kerugian yang dialami baru-baru ini kala pasar menunggu untuk mengantisipasi lebih banyak isyarat penting atas kebijakan moneter AS.
Sentimen terhadap pasar Asia juga mayoritas masih lemah menyusul sinyal ekonomi yang lemah dari China. Negara dengan ekonomi terbesar di kawasan ini menetapkan target produk domestik bruto 2024 sebesar 5%, sama seperti tahun 2023, dan memberikan sedikit isyarat tentang dukungan kebijakan yang lebih besar untuk perekonomian.
Yuan China sedikit turun dan hampir menembus di atas level 7,2.
Yen Jepang menguat sedikit di bawah level 150, menarik sedikit permintaan safe haven karena pasar keuangan yang lebih luas, terutama saham, jatuh pada hari Selasa. Fokus juga tertuju soal kapan Bank of Japan dapat mulai menaikkan suku bunga.
Dolar Australia naik, PDB kuartal keempat yang stabil
Dolar Australia termasuk di antara mata uang yang berkinerja lebih baik pada hari itu, naik hampir 0,2% usai data menunjukkan PDB kuartal keempat tumbuh seperti yang diharapkan.
Angka ini menunjukkan bahwa belanja pemerintah dan belanja modal yang kuat membantu imbangi penurunan tajam dalam konsumsi pribadi. Namun tren ini diperkirakan akan melemah dalam beberapa bulan mendatang, dengan perlambatan konsumsi yang cenderung memberikan lebih banyak tekanan pada perekonomian.
Perlambatan konsumsi juga menandakan lebih banyak penurunan inflasi – sebuah skenario yang akhirnya dapat membuat Reserve Bank of Australia memangkas suku bunga.
Analis Commonwealth Bank of Australia (OTC:CMWAY) mengatakan pada hari Rabu bahwa mereka memperkirakan RBA akan memangkas suku bunga sebesar 75 basis poin pada tahun 2024 – sebuah skenario yang menjadi pertanda buruk bagi dolar Australia.
Mata uang Asia lainnya berada dalam range yang ketat pada hari Rabu. Won Korea Selatan turun 0,1% bahkan ketika inflasi konsumen tercatat lebih panas dari yang diharapkan untuk bulan Februari.
Dolar Singapura flat, seperti halnya rupee India.
Dolar stabil jelang testimoni Powell
Indeks dolar dan indeks dolar berjangka keduanya bergerak tipis di perdagangan Asia pada hari Rabu setelah jatuh dari level tertinggi tiga bulan selama dua minggu terakhir.
Fokus tertuju pada testimoni dua hari dari Ketua Federal Reserve Jerome Powell, yang secara luas diperkirakan akan mempertahankan retorika hawkish-nya untuk suku bunga.
Kesaksian Powell juga muncul setelah sejumlah pejabat Fed memperingatkan bahwa bank tidak terburu-buru untuk memangkas suku bunga dalam menghadapi inflasi yang tinggi.
Namun, traders sebagian besar mempertahankan ekspektasinya soal pemangkasan suku bunga sebesar 25 basis poin pada bulan Juni, menurut CME Fedwatch tool.
Selain Powell, data nonfarm payrolls untuk bulan Februari juga akan dirilis minggu ini.
sumber : investing